Pengabdian Masyarakat Dana Dipa Politeknik Negeri Padang 2023 Di Nagari Lubuk Alung Kecamatan Lubuk Alung Padang Pariaman


Politeknik negeri Padang photo bersama dalam berita acara penyerahaan Mesin ( Dok : istimewa)








Indsatu.com -  Analisa Situasi Nagari Lubuk Alung berada di Kecamatan Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, dengan luas Nagari ± 21,12 kilometer persegi terdiri dari 8 korong,  berpenduduk 26.014 jiwa terdiri dari 13.089 laki-laki dan 12.925 perempuan. Mata pencarian masyarakat Nagari Lubuk alung sebagian besar di sektor pertanian sebanyak 70 persen dan 30 persen di sektor perdagangan, jasa, pengrajin dan guru. Dari 70 persen petaninya bergerak di bidang pertanian, peternakan, sawah, kebun/ladang, perikanan darat, perikanan sungai serta pekerja buruh tani maupun buruh bangunan (Data Nagari Lubuk Alung, 2022).

Hasil Survey lapangan beberapa permasalahan yang ada di Nagari Lubuk Alung adalah banyaknya sampah yang dihasilkan dari sampah rumah tangga dan pasar. Dalam satu hari dihasilkan sampah ± 8 ton, kira-kira 70% nya  (5,6 ton) adalah sampah organik.  Dengan keadaan ini dibutuhkan tempat pembuangan sampah yang besar dan peralatan yang banyak, tentu membutuhkan dana yang besar. Untuk itu  Wali  Nagari Lubuk Alung berusaha mencari terobosan agar masalah sampah ini bisa teratasi dengan baik, salah satunya adalah memanfaatkan sampah organik dan anorganik menjadi bernilai. Diantaranya menjadikan sampah plastik untuk kerajinan dan sampah organik untuk makanan maggot, dan  sebagai makanan dengan nilai protein tinggi dengan harga murah maggot bisa digunakan  untuk makanan ayam dan ikan yang bisa menambah penghasilan masyarakat. Untuk itu Nagari Lubuk Alung mendirikan Badan Usaha Milik Nagari (BUMNAG) La Sejahtera dengan fokus usahanya pada pengolahan sampah dan budi daya maggot, dan saat sekarang ditambah dengan usaha ternak ayam karena bisa memanfaatkan maggot sebagai makanan ayam. Tempat  usaha dengan luas 20 meter x 40 meter, terdiri dari tempat budidaya maggot 10 meter x 14 meter dan kandang ayam  8 meter x 10 meter,  tempat pengumpulan plastik 4 meter x 8 meter, dan kantor 5 x 8 meter. 

Usaha budidaya maggot Bumnag La Sejahtera membesarkan maggotnya kedalam beberapa biopon, yang jumlahnya 18 biopon. Satu biopon berisi 50 kg maggot, dengan 18 biopon dihasilkan   900 kg maggot, dan dipanen sekali 20 hari,  dan menghabiskan 540 kg sampah organik. Walaupun begitu usaha belum berjalan secara maksimal, biopon belum terisi semuanya, karena proses pengolahan pakan maggot masih secara manual pada proses pencacahan sampah organik (limbah sayur-sayuran, buah-buahan dan lain-lain), sehingga untuk meningkatkan kapasitas maggot terisi seluruh biopon. Dengan keadaan ini sangat diperlukan mesin pencacah sampah organik yang bekerja secara kontinyu dengan kapasitas maksimal ±500 kg/jam. 


                          

       Gambar 1. Lokasi BUMNAG La Sejahtera                        Gambar 2. Budi daya maggot





Gambar 3. Tempat ternak maggot                               Gambar 4. Sampah organik pasar

                      


1.2 Permasalahan Mitra

Badan usaha milik nagari (BUMNAG) La Sejahtera sebagai Mitra kegiatan, dalam mengembangkan usahanya pada budi daya maggot mempunyai masalah utama produksi. Hal ini akan mendatangkan hambatan dalam pengembangan usaha dan untuk mempertahankan kelangsungan usaha. Permasalahan yang dihadapi  Mitra tersebut adalah:

1. Proses pencacahan sampah organik masih secara manual

2. Kapasitas cacahan sampah organik dibawah 100 kg / hari 

3. Kemampuan pekerja ± 2 jam, hasil cacahan 25 kg, 1 hari hanya mampu bekerja 4 jam (hasil cacahan 100 kg)

4. Ukuran cacahan yang dihasilkan besar tidak teratur, sedangkan yang diharapkan kecil-kecil (± 2 mm x 2mm) sampai berbentuk kental.

5. Membahayakan pekerja yaitu jari tangan bisa terpotong oleh parang.


Dari permasalahan yang dihadapi saat ini, maka permasalahan yang diprioritaskan untuk ditangani segera pada usaha BUMNAG La Sejahtera  yaitu:

1. Bagaimana meningkatkan hasil cacahan sampah organik, otomatis akan meningkatkan produksi maggot.

2. Bagaimana mendapatkan ukuran cacahan sampah organik yang kecil-kecil sampai berbentuk kental.



Tim pengabdian adalah dosen Teknik Mesin Politeknik Negeri padang berjumlah 4 orang, merancang dan membuat mesin pencacah sampah organik untuk pakan maggot. Dalam kegiatan ini melibatkan mahasiswa mesin 2 orang sekaligus sebagai tugas akhir mereka. Sehingga dalam kegiatan ini disamping membantu Bumnag La Sejahtera untuk memudahkan proses pembuatan pakan maggot, membantu masyarakat dan nagari lubuk alung dalam penyelesaian permasalahan sampah yang semakin banyak, sekaligus membantu menamatkan 2 orang mahasiswa.



Serat Terima mesin


( indsatu)

Posting Komentar

0 Komentar

Selamat datang di Website www.indsatu.com, Terima kasih telah berkunjung.. tertanda, Pemred : Yendra