INDSATU.COM - Sejak “Moderenisasi”, Kebudayaan Minangkabau tak lagi DINAMIS seperti pada masa dahulu. Surau langang balai lah sunyi. Lah hilang lagu dek badendang. Tapian indak sumarak lai. Aia janiah ikan mahilang. Karena itu, Minangkabau membutuhkan PEMIKIRAN KREATIF yang mampu MENSINERGIKAN Antara KEISLAMAN , KEMINANGKABAUAN dan KEINDONESIAAN.
Para Pemikir kreatif perlu melakukan TEROBOSAN BERPIKIR guna menggali ide-ide pembaruannya untuk Menemukan RUMUS PERSENYAWAAN yang KREATIF dan PRODUKTIF antara KEARIFAN LOKAL MINANGKABAU, SYARIAH dan KEMODERNAN. Sebagai Suatu usaha PENYERBUKAN silang BUDAYA, yang dalam situasi MELUNTURNYA nilai-nilai Adat dan Tradisi, serta KEJUMUDAN KEBUDAYAAN.
Meskipun ada kemungkinan akan disalahpahami, pemikiran-pemikiran KREATIF seperti itulah yang menjamin keberlangsungan sejarah umat manusia yang Meniscayakan PERUBAHAN dan PEMBARUAN .
Sesuai dengan TUNTUNAN filosofi Adat Minangkabau itu sendiri yang MEMBUKA peluang PEMBARUAN itu sejak lama. Hanya saja kita sering lupa akan petuah yang disampaikan lewat mamangan; "sakali aia gadang, sakali tapian barubah" (sekali air besar, sekali tepian berubah).(*)
* yendra.
Pimpinan umum Indsatu.com
Pendiri portal Online
KabaSumbar.net.
0 Komentar