Oleh : Anggra Islami Dasya ( Ketua Umum AMS Se Indonesia )
INDSATU.COM - Sayang sekali, gesture orang2 pintar tidak gemar membuka dialog. Sayang sekali karena kekuasaan dianggap lebih penting dari ilmu pengetahuan. Percayalah pak bupati, ilmulah yang punya masa depan, kekuasaan tidak pernah bisa bertahan. Seharusnya dialog adalah jalan kita
Pak bupati lupa bahwa salah satu sebab kita mengambil dialog keterbukaan dan demokrasi sebagai jalan adalah karena kita sering melihat keluasaan selalu menyimpang. Ini pengalaman kita sebagai generasi daerah. Apakah bapak belum paham?
Ajarlah generasi ini pak bupti agar kami mengerti bahwa ilmu lebih penting dari kekuasaan dan agar kerukunan itu hadir pertama-tama dari ketenangan jiwa para pemimpin yang arif bijaksana. Jangan biarkan suasana jiwa yang gusar penuh dendam menyebar. Jangan!
Tunjukkan lah sikap golongan tua yang memberikan contoh yang bradab dan bermartabat kepada golongan muda. Sehingga keppmimpinan itu menjadi kepemimpinan yg menginspirasi bukan menjadi kepemimpinan yang dipenuhi arogansi. Jabatan bapak hanya 5 tahun pak, tidak lama. Jangan berpikir bahwa kekuasaan akan panjang..
Belum lagi masalah krusial dan fundamental yang mesti bapak urus. Dengan keterbatasan apbd , sasaran program seharusnya menumbuhkembangkan swasembada ,dan daya ekonomi petani. Serta memastikan semua masyarakat mendapatkan pendidikan dan jaminan ksehatan yang layak. Banyak sekali pak ,persoalan yang harus diselesaikan di solok sebagai salah satu kabupaten terluas ini. Buktikan bahwa celotehan itu bisa membangun daerah ini. Bukan menjadikan kekuasaan sebagai alat untuk mengkebiri hak orang lain(*)
0 Komentar