Sentilan kecil sang kapten,mampu membuat kader PKS bak kebakaran janggut


INDSATU -  Epyardi Asda bupati Solok periode 2020-2024, bupati yang fonomenal dan spektakuler,ayah kandung Athari Ghauti  yang awal nya  di kenal sebagai pengusaha sukses di jakarta,dan selanjutnya  tercatat sebagai politisi yang perjalanan Politik nya tergolong mulus,beliau tercatat sebagai anggota DPR RI 3 periode dari 2004-2018.

   

Yang sekarang kerja kerja politik sebagai legislatif untuk kemajuan Sumbar di emban oleh putri beliau athari ghauti yang kembali terpilih sebagaibanggota DPR RI periode 2024-2029, dan memperoleh suara terbanyak (91 ribuan lebih)di dapil Sumbar 1 PARTAI PAN,dengan background dan track record politik yang  sangat memadai , epiyardi Asda di gadang gadang sebagai politisi yang paling siap sebagai penantang petahana di pemilihan gubernur 2024.


Ada yang agak sedikit berbeda untuk pilkada tahun ini,keadaan politik semakin memanas menjelang dekat dekat helat pilkada, seperti sudah di ketahui hubungan bupati Solok dengan gubernur Sumbar memang agak tercium aroma yang kurang harmonis beberapa tahun belakangan ini,dan semakin memanas dalam beberapa Minggu terakhir,bak orang berbalas pantun saling sahut dan sindir di media massa dan media sosial sampai ketingkat pendukung masyarakat luas dan partisan serta kader partai,riuh rendah suara yang bersileweran di jagad Maya,mulai dari asumsi  yang ilmiah sampai caci maki yang inti nya di seret keranah agama semakin lebih kuat,


Di duga keadaan mulai memanas Bermula dari keberatan sang kapten dengan gaya gaya lama yang di pakai oleh Mahyeldi dalam acara geruduk sahur atau apa lah nama nya yang di lakukan oleh gubernur di wilayah administratif Pemda kab Solok tanpa ada nya pemberitahuan atau pun koordinasi antar pimpinan daerah,nah hal ini di respon oleh kapten yang berujung sampai ke cerita gharin dan akademik.sehingga menjadi viral di dunia Maya,baik video atau pun tulisan tulisan di group wa dan medsos lain nya,

Dalam hal ini penulis dapat melihat beberapa hikmah dari sentilan kapten tersebut,walaupun di usahakan di Tarek Tarek ke wilayah sentimen agama oleh para kader PKS yang sekarang sambuah bermunculan dengan argumen argumen yang menunjukkan sikap yang sangat tersinggung  dan menarasikan sebagai hinaan terhadap garin dan imam mesjid,


Semua kejadian  tentu bermula,dan terus bergerak dinamis,secara pimpinan daerah wajar EPIYARDI merespon cara cara MAHYELDI sebagai gubernur tak melakukan koordinasi dalam melaksanakan kegiatan resmi dan TSR (team safari ramadhan) di wilayah administratif nya,karena gubernur dan bupati punya wilayah otoritas masing masing secara administratif,semua punya protokol perlakuan dalam hal kedatangan pimda kewilayah administratif baik antar kabupaten/kota,dengan gubernur,presiden/kementerian,maka nya perlu koordinasi biar tak ada mis komunikasi,nah hal ini tidak di lakukan oleh protokoler gubernur sehingga tak terjadi koordinasi dan berujung pada mis komunikasi yang membuat bupati Solok merasa tak di anggap sebagai pemegang otoritas di kabupaten Solok,nah setelah bupati Solok meradang atas perlakuan propinsi yang demikian, berkembang lah opini pro dan kontra di masyarakat,sebagian mengatakan kalau-


""gubernur dengan sengaja mengeksploitasi warga miskin guna pemenuhan konten untuk kebutuhan pilkada,""


"Ada pula yang mengatakan gaya sahur yang di lakukan gubernur itu sebenarnya adalah tugas gharin dan imam mesjid,karena membangunkan warga sahur di subuh subuh yang sangat buta"merupakan bagian dari tugas rutin di bulan ramadhan.


"Dan paling menohok ada pula yang mengatakan, gubernur dengan empaty mendatangi masyarakat miskin dan sahur disana adalah hal yang sangat zalim,sudah lah mengeksploitasi kemiskinan dalam konten untuk pilkada,dan nasib orang itu tak berubah juga selepas gubernur pergi dari sana,karena memang di pakai untuk konten pilkada dan bukan untuk bahan terobosan tercipta nya program program pengentasan kemiskinan,"dalam pemerintahan"


Nah disini lah muncul kata kata gharin,,,BLA BLA BLA oleh epiyardi,penulis disini melihat,sentilan yang di personalisasi ke Mahyeldi dan di generalisasi oleh kader kader PKS seolah epiyardi menghina gharin dan imam mesjid secara umum,dan itu di opini kan secara luas,untuk kepentingan politik, sebenarnya sah sah saja,tapi ada yang mereka lupakan atas sentilan kecil tersebut, masyarakat bisa membaca kalau gharin dan imam mesjid selama ini tidak dapat perhatian yang menyeluruh,itu bisa di lihat mereka dengan ramai ramai mendramatisir seolah olah itu adalah penghinaan terhadap gharin serta imam mesjid,sementara itu mereka hanya mampu menarasikan kalau gharin dan imam mesjid itu pekerjaan  muliaaaa...hellloooo .,.mana program program mu yang mencerminkan kalian memuliakan gharin dan imam mesjid itu,banyak sekarang gharin itu muda muda dan semua itu juga mereka lalui dengan apa adanya dalam keterbatasan ,apa program memuliakan gharin ini yang telah di lakukan oleh pemprov?baik secara ekonomi, kesempatan pendidikan dll sebagai nya,seharus nya kalian yang mencitrakan  diri sebagai partai Islam jangan hanya memuliakan hal hal yang islami itu waktu Pilkada,muliakan mereka dengan konsisten ,untung epiyardi Asda menyentil Mahyeldi  dengan hal itu,kalo tidak gharin dan imam mesjid ini akan luput dari perhatian serta tidak akan tersemat kemuliaan terhadap mereka seperti kalian memuliakan mereka dalam momen pilkada ini.malah kalian ambil alih peran mereka selama ramadhan  untuk kepentingan konten pilkada.


Dan untuk Mahyeldi kalo sahur itu masih program rutin nya tak apa apa,lanjutkan saja,tapi ingat saudara sekarang gubernur Sumbar,bukan anggota dewan atau walikota lagi,sehingga teritorial wilayah administratif mu juga di batasi oleh otoritas wilayah kabupaten dan kota,jadi koordinasi lah biar tak ada lagi hal hal yang terjadi seperti di kabupaten Solok,memang bupati Solok yang sekarang orang nya keras,lugas,tegas dan berwibawa,jadi hal hal yang bersifat memancing nya untuk merespon seketika akan terjadi,karena memang beliau responsive,tapi percaya lah pak gubernur, epiyardi itu punya pribadi yang asyik juga,jadi bagi masyarakat dan partisan masing masing ,baik partisan masyarakat biasa atau partisan kepartaian dengan muncul nya epiyardi Asda jadi calon gubernur adalah sesuatu yang baik untuk demokrasi,karena demokrasi hanya bisa di lakukan kalo ada minimal 2 pasang kandidat,jadi semua dinamika itu biasa saja dan semoga dengan kejadian yang memanas ini memunculkan rasa penasaran publik untuk mengenal lebih jauh track record masing masing,


Sedikit soal epiyardi yang penulis ketahui,kapten ini banyak menghabiskan masa muda nya sebagai kapten kapal dan pengusaha bongkar muat kapal di pelabuhan Tanjung Priuk,jadi beliau memang berada di lingkungan keras dalam keseharian nya dalam mengatur dan mengelola anak buah nya, sehingga lingkungan tersebut berkontribusi membentuk karakter nya,yang kadang orang Sumbar akan kaget karena selama ini dapat pemimpin yang soft power saja, yang cenderung lebih mengedepan kan lip service di mata publik, sementara epiyardi Asda ini tak bisa bersikap demikian,beliau orang nya keras hati,belum akan menyerah sebelum dia berhasil menggapai apa yang di impikan,dalam berbahasa sehari hari beliau memang apa ada nya dengan intonasi bahasa yang sesuai dengan karakter lingkungan masa muda nya tersebut,jadi kalau belum mengenali karakter beliau bisa terjebak ke asumsi beliau pemarah dan sebagai nya,dan beliau memang pribadi yang punya ketegasan dalam hal profesionalitas baik dalam lingkungan perusahaan ataupun lingkungan pemerintahan,beliau dengan jelas menunjukkan sikap setuju dan tidak setuju terhadap sesuatu hal,dan mudah dalam membangun kemitraan yang bersifat saling mendukung dalam sesuatu kepemimpinan yang visioner karena pria Singkarak ini sangat menghargai nilai dari sebuah komitmen.

Maju terus kapten,orang sumbar itu memang keras,lugas,tegas dan berwibawa(*)

Penulis : Cong kondor kopi amba.

Posting Komentar

0 Komentar

Selamat datang di Website www.indsatu.com, Terima kasih telah berkunjung.. tertanda, Pemred : Yendra